Negeri badak: sebuah prosa lirik

Kulit Depan
Visimedia, 1 Okt 2007 - 321 halaman

Prosa lirik negeri badak ini ditulis tahun 1998-1999. Tahun 2000, naskah ini pernah akan diterbitkan oleh penerbit besar nasional, dengan didanai ford fondation, melalui yayasan Adhikarya IKAPI. Namun anehnya, mereka akan menyensor karya ini sebelum diterbitkan, sehingga penulis menarik kembali naskahnya karena alasan yang mengada-ada tersebut. Setelah ditarik kembali, naskah prosa lirik ini kemudian terlupakan, sampai akhirnya tahun 2007 ini penulis berusaha memprosesnya kembali untuk diterbitkan.



-VisiMedia-

Edisi lain - Lihat semua

Perihal pengarang (2007)

Lahir di Ambarawa, Jawa Tengah, 10 Juni 1950. Sekolahnya drop out kelas II SMA 1967 dan lulus ujian SPG 1969. Pernah menjadi guru SD dan kemudian kepala sekolah di kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Tahun 1974 pindah ke Jakarta dan selanjutnya menjadi wartawan, editor dan penulis artikel/kolom di berbagai surat kabar. Buku kumpulan puisinya telah terbit sebanyak 5 judul. Soempah WTS (1983), Catatan Harian Sang Koruptor(1985), Silsilah Garong (1990), Tuyul(1990) dan Pidato Akhir Tahun Seorang Germo(1997). Kumpulan cerpennya Kentrung Itelile(1993). Sebagian artikelnya terbit dengan judul Petani Berdasi (1994).Kumpulan renungannya telah diterbitkan dengan judul Menggugat Tuhan. Negeri Badak merupakan prosa liriknya yang kedua setelah Migrasi Para Kampret(1993).

Dia juga menulis banyak buku-buku teknis pertanian, antara lain Cerdas Beragrobisnis(2003). Buku lainnya Panduan Lengkap Menulis Artikel, Feature dan Esai, sertaMenguak Rahasia Bisnis Gereja.

F. RAHARDI
Pernah beberapa kali dicekal. Pertama ketika dia berniat untuk membawa para WTS dalam acara pembacaan sajaknya Soempah WTS (1984) di TIM, Jakarta.

Tahun 1986 dia dilarang membacakan Catatan Harian Sang Koruptor. Dua pelarangan ini sempat dipublikasikan oleh media massa. Tetapi dua pencekalan berikutnya oleh komite sastra Dewan Kesenian Jakarta sengaja tidak dipublikasikannya. Acara peluncuran kumpulan puisinya yang terbaru, Pidato Akhir Tahun Seorang Germo, dilakukannya di rumah Soeharto, salah seorang germo di kompleks lokalisasi WTS di Silir, Surakarta, Jawa Tengah, tanggal 30 Desember 1997.

Selain dikenal sebagai seniman, penyair ini juga seorang pecinta alam dan lingkungan hidup. Kegemarannya masuk hutan dan naik gunung masih terus dilakukannya sampai sekarang. Dia juga aktif di berbagai organisasi kemasyarakatan. Antara lain Perhimpunan Anggrek Indonesia, Forum Kerjasama Agribisnis, Ikatan Sarjana Katolik Indonesia, dll. Pernah menjadi Wakil Pemimpin Umum / Pemimpin Redaksi/Penangungjawab Majalah Trubus. Sampai sekarang masih mengasuh beberapa media dan menjadi kolumnis tetap di Business News dan Kontan.

Maklumat bibliografi