Bekisar MerahGramedia Pustaka Utama, 14 Jan 2019 - 359 halaman Bekisar adalah unggas elok, hasil kawin silang antara ayam hutan dan ayam biasa yang sering menjadi hiasan rumah orang-orang kaya. Dan, adalah Lasi, anak desa yang berayah bekas serdadu Jepang yang memiliki kecantikan khas––kulit putih, mata eksotis––membawa dirinya menjadi bekisar di kehidupan megah seorang lelaki kaya di Jakarta, melalui bisnis berahi kalangan atas yang tak disadarinya. Lasi mencoba menikmati kemewahan itu, dan rela membayarnya dengan kesetiaan penuh pada Pak Han, suami tua yang sudah lemah. Namun Lasi gagap ketika nilai perkawinannya dengan Pak Han hanya sebuah keisengan, main-main. Hanya main-main, longgar, dan bagi Lasi sangat ganjil. Karena tanpa persetujuannya, Pak Han menceraikannya dan menyerahkannya kepada Bambung, seorang belantik kekuasaan di negeri ini, yang memang sudah menyukai Lasi sejak pertama melihat wanita itu bersama Handarbeni. Lasi kembali hidup di tengah kemewahan yang datang serba mudah, namun sama sekali tak dipahaminya. Apalagi kemudian ia terseret kehidupan sang belantik kekuasaan dalam berurusan dengan penguasa-penguasa negeri. Di tengah kebingungannya itulah Lasi bertemu lagi dengan cinta lamanya di desa, Kanjat, yang kini sudah berprofesi dosen. Mereka kabur bersama, bahkan Lasi lalu menikah siri dengannya. Namun kaki-tangan Bambung berhasil menemukan mereka dan menyeret Lasi kembali ke Jakarta. Berhasilkah Kanjat membela cintanya, dan kembali merebut Lasi yang sedang mengandung buah kasih mereka? |
Edisi lain - Lihat semua
Istilah dan frasa biasa
Anda bahkan begitu bekisar Betul bicara bilang boleh Bu Koneng Bu Lanting Bunek cantik Darsa datang diam dirinya duduk dulu Emak emaknya Entahlah g K G gula gula kelapa h in g Handarbeni hati hing ig ita ikut istri italp jadi jalan jangan jelas Jepang kamar kamu mau Kang Kanjat Karangsoga kecil kelapa kelihatan keluar kemari kimono kini Koneng lama Lanting Lasi merasa lelaki lis h makan makin malah malam masuk mata Lasi matanya Mbakyu Mbok Wiryaji melihat memang menatap mendengar menunduk meski minta Mukri mulai muncul mungkin nanti nira Pak Bambung Pak Han Pak Min Pak Tir Pardi pelobi penyadap percaya perempuan pernah pohon pongkor pulang punya sadar sambil Sapon sebuah selalu senang senyum sering Sipah sopir suami suara tampak tangannya tanpa tanya telepon terdengar tersenyum tertawa terus tetap tiba-tiba truk uang ublis ujar wajah Lasi wajahnya